Semarang
, selepas kegiatan Gema To School, Gema Unimus melanjutkan proker selanjutnya
dengan berkunjung ke BNNP Jawa Tengah yang berlokasi di Rupatama lt.2, Kantor
BNNP Jateng Jln Madukoro Blok BB, Semarang.
Program
visit to BNNP ini berada di bawah proker Perhubungan yang bertujuan guna
silaturahmi dan mendapatkan sosialisasi seputar NAPZA.
Kegiatan
ini dimulai pukul 15.00-16.30 WIB yang dimana didalam rangakaian acaranya, kami
disambut oleh BNN beserta diberi ilmu seputar NAPZA yang disampaikan oleh Bapak
Susanto, SH, MM. Selaku Kabid P2M dan Bapak Jamaludin Ma’ruf S,Farm., Apt
selaku Kabid Pencegahan Bidang P2M.
Dalam
enyampaian sosialisasi, Bapak Susanto menegaskan bahwa Indonesia berada pada
kondisi darurat narkoba. Sama seperti ucapan Pak Presiden kita yaitu Bapak Joko
Widodo yang mengungkapkan bahwa selama kurn waktu 1 tahun yang meninggal ada
sekitar 18.000 orang. Maka dari itu peran sinergitas dari seluruh lapisan
masyarakat sangat dibutuhkan. “1 butir pil ekstaksi di Tiongkok laku sebesar 3
ribu rupiah, namun di Indonesia bisa lalku hingga 300 ribu rupiah. 1 kg sabu di
Tiongkok hanya laku sebesar 30 juta rupiah, namun di Indonesia bisa laku
sebesar 1,6 – 2 milyar rupiah.” – tuturnya.
Hal
ini membuktikan bahwa Narkoba di Indonesia merupakan barang yang laku dan
dicari, hal ini yang bisa menyebabkan kenapa di indonesia merupakan sasaran
empuk dari sang bandar untuk menargetkan dan memasukan barang dagangannya.
Strategi
P4GN merupakan senjata handal bagi UKM Gema dan BNN untuk dapat bergerak dalam
rangka membrantas Narkoba hingga akarnya. Pelatihan semacam TOT penggiat anti
narkoba selalu digencarkan agar sebagai penggiat kami paham ranah tujuan dan
tugas apa saja yang perlu dilaksanakan.
Di
penghujung acara, narasumber menyatakan “ Tugas ini memang berat. Tak bisa
dipikul satu atau dua orang saja. Tidak semua orangpun menyukai pekerjaan ini,
bahkan beberapa ada yang membenci. Yang diperlukan disini adalah kita sama-sama
bersinergi memberantas dan melawan Narkoba agar cerah masa depan Indonesia.”